Jangan salahkan saya kalo anda konak ....
Situ sich ngerasa enak ....
Gara-gara nontonnya nekat ....
Jadinya nikmat ....
Hayoooo ngapain ituh ....
^_^

Baru aja kedengeran mau datang ke Indonesia, bintang JAV terkenal (baca : Maria "Miyabi" Ozawa sudah di hujat banyak pihak. Peringkat teratas yang menghujat sejauh ini adalah MUI. Sedangkan FPI masih adem ayem. Mungkin karena mereka sedang menunggu film MENCULIK MIYABI muncul di layar lebar (baca : bioskop) dan layar kaca (baca : televisi). Nggak nyangka, ternyata FPI juga seneng Miyabi yach. Wakwakwakwa .... Buat member FPI yang mbaca tulisan ini jangan tersinggung yach. Ntar gue dikira melecehkan lagi. Padahal cuman guyon. OK bro ?




Padahal kalo diliat lebih jauh, Miyabi sendiri nggak pernah ngeluarin statement mau main film porno di Indonesia. Ntah kalo mau ngeluarin yang lain ^_^ hayoooo ,,,, pikirannya udah ngeres tuh. Wakwakwakwa ....

Waktu Gus Dur di tanya soal kedatangan Miyabi ke Indonesia, dia aja bilang : "Asyik Gitu Loh". Mau bukti ? Lihat neh fotonya pas lagi di wawancara ....



Nggak nyangka, ternyata Gus Dur juga penggemar Miyabi. Wakwakwakwa ....

Lanjut Lagi ? Masuk Sini ....

PACAR tak punya, pusing. Tapi pacar kebanyakan, juga pusing. Bagaimana Ketut, 25 tahun, tidak pusing. Dua pacarnya sekaligus menuntut kawin. Padahal kalau menurut skala prioritas, mestinya pacar keduanyalah yang harus dinikahi karena kadung hamil. Tapi Made, 22 tahun, selaku pacar pertama juga tak mau dilepas.

Enak memang jadi pemuda yang “laris manis” macam Ketut. Meski sudah punya pacar Made yang tinggal di Sampelan Kelat, Klungkung, Bali, masih ada juga cewek lain yang mau digoda. Dia adalah gadis tetangga sendiri, namanya Wayan. Herannya Ketut, gadis itu sebetulnya tahu bahwa dirinya sudah punya pacar Made, tapi kok mau saja digombali. Bahkan sepertinya Wayan lah yang mengacu system jemput bola, suka ngglibed ke rumah Ketut.

Lelaki normal macam Ketut mesti tertarik juga pada Wayan. Soal wajah memang kalah cakep dengan doi pertamanya. Tapi dalam segi bodi, gadis pendatang baru itu sangat menjanjikan. Dalam ketinggian tubuh 160 Cm, berat badannya 55 Kg bagaimana tidak seksi menggiurkan? Maka kalau Wayan suka main ke rumah sambil mengantar kue-kue untuknya, otak Ketut langsung bekerja. “Gadis model begini memang enak dikeloni dan perlu...,” begitu kata batinnya.

Untuk mengungkapkan perasaannya, Ketut pun jadi suka nakal. Ketika dia menerima kue-kue hantaran tersebut, tangannya lalu iseng mentowel lengan Wayan. Gadis itu tidak cemberut atau marah, paling hanya bereaksi dengan bisikannya:... hiiiihhh! Nanti ketika Wayan kembali ke rumah, Ketut selalu mengikuti dengan ekor matanya, dari gerak langkahnya sampai goyang pantatnya ketika menapaki jalan menuju rumahnya. Sekali-sekali Wayan pun melirik ke belakang, dan dua matapun beradu. Oh, indah sekali!

Kelakuan Wayan sehari-hari membuat Ketut menyimpulkan bahwa gadis tetangga itu bisa diolah sesuai kebutuhan. Maka di kala dia tak sempat apel ke rumah doinya di Sampelan, Wayanlah yang dijadikan ban serep. Karena gadis tetangga tersebut sangat menyukai Ketut, maka ketika diajak jalan-jalan ya mau saja. Maka dua sejoli itu pergi berdua-dua, bahkan sampai masuk hotel segala. Kalau sudah masuk ke sini mau apa lagi? Duren yang belum resmi jadi miliknya itu pun lalu dibelah Ketut. Reketekkk, reketekkkk....!

Antara duren montong dengan duren Lampung memang jauh beda. Menang tebel, menang harum. Maka si Ketut yang kadung ketagihan menikmati “duren montong” milik Wayan, akhirnya jadi lupa akan duren Lampung-nya. Dia belakangan jarang apel ke Made, tapi lebih getol memacari gadis tetangga sebelah rumah. Maklumlah, posisi Wayan memang menang medan dan menang kesempatan. Bayangkan, ketika Made baru wacana, Wayan sudah sering buka celana!

Terlalu sering keduanya kencan, seperti lazimnya Wayan pun halim non PK. Seperti lazimnya pula, dia lalu mengadu dan minta tanggungjawab Ketut untuk menikahi segera. Bagi Ketut sih, oka-oke saja mengawini. Tapi masalahnya, bagaimana hubungannya dengan Made yang sudah terlanjur meneken MoU-nya tersebut? Apa mungkin ditinggalkan begitu saja? Tidaklah mungkin itu, karena sebetulnya Ketut juga sangat mencintai gadis tersebut.

Iktikad baik Ketut diwujudkan dengan cara mendatangi Made. Dia terus terang bahwa telah terjadi kecelakaan ranjang dengan Wayan gadis tetangganya. Demi kebaikan dan kemaslahatan bersama, dia minta izin prinsip untuk menikahi gadis yang hamil nganggur tersebut. Bagaimana reaksi Made? Ternyata dia menolak opsi itu. “Sebelum menikahi dia, kamu harus menikahi aku dulu dong,” kata Made ngotot.

Ketutlah kini yang pusing. Bagaimana mungkin menikahi dua gadis sekaligus. Onderdil sih kuat-kuat saja, tapi materil? Meski dia beralasan soal skala prioritas, kekasih pertama tak mau mengerti juga. Bahkan kata Made kemudian, daripada Ketut menikah dengan mendingan mati bersama saja sebagai bukti cinta kasih yang abadi.

Amat sulit pilihan yang diberikan Made. Mau menolak, takut dianggap tidak jantan, karena hanya punya alat kejantanan. Sedangkan mau menerima ajakannya, Ketut juga masih berat karena belum kenyang hidup di dunia fana. Paling tidak dia masih ingin menyaksikan, kapan Indonesia bisa ikut main di Piala Dunia. Sungguh pilihan bak buah simalakama.

Hati Ketut sungguh bingung. Di rumah, dikejar-kejar Wayan yang nuntut nikah. Di luar juga dikejar-kejar Made dengan tantangannya. Saking bingungnya, akhirnya dia memilih opsi kekasih pertamanya. Dengan minum pil KB tiga masing-masing tiga butir yang dioplos dengan minuman suplemen, mereka ditemukan klenger di kali kawasan Klungkung. Saat dibawa ke rumahsakit, nyawa mereka sudah tak tertolong lagi.

Lanjut Lagi ? Masuk Sini ....

"KRINGGGGG ~~~ KRINGGG ~~~ KRINGGGG ~~~ !!!!", bunyi telepon.

"Halo, selamat siang", jawab seorang wanita setengah baya.

"Lho, siapa ini?", terdengar sahut suara berat seorang pria.

"Oh, saya pembantu baru di sini Pak. Saya baru kerja. Baru datang siang ini."

"Kalau begitu, Ibu mana ?"

"Ibu sedang di kamar tidur Pak."

"Kalau begitu tolong panggilkan."

"Maaf Pak, Bapak siapa yah ?"

"Saya suaminya."

"Hah, lha wong Ibu di kamar sama Bapak kok ?!" si pembantu kaget get get ....

"Apaaaa ?!?!?!" si Bapak lebih kaget lagi.

Si pembantu jadi bingung.

"Nama kamu siapa ?" tanya si Bapak lagi.

"Nama saya inem, Pak." jawab si Inem dengan gemetar.

"Inem, seperti apa laki-laki yang di kamar dengan ibu ?"

"Rambutnya ikal, Pak. Dan pakai kaca mata", jawab Inem dengan terbata-bata.

"KURANG AJAR !!!! Pasti si Johan itu. INEM !!!!", teriak Bapak.

"Ya Pak ?"

"Coba kamu intip, sedang apa mereka ?"

"Aduh Pak, saya ngga berani"

"HEH !!!! Saya Tuanmu tau !!!! Cepat sana liat !!!! Kalau tidak saya pecat kamu !"

Dengan lutut gemetar, Inem berjalan sambil mengendap-endap menuju kamar majikannya. Dengan tangan gemetar dibuka pintu kamar itu dengan sangat hati-hati agar tidak diketahui orang yang di dalam. Setelah itu dia melihat keadaan didalam dan langsung ke telpon lagi.

"Halo Pak ...."

"Yah, apa yang terjadi disana ?" jawab Bapak dengan tidak sabar.

"Anu, Pak ...."

"ANU APA ?! CEPAT CERITAKAN !!!!" bentak si Bapak.

"Ibu sama laki-laki itu sedang tidur, Pak"

"Cuma tidur ?" tanya si Bapak lagi dengan tidak sabar.

"Mereka berdua sedang tidur tapi tidak pakai baju."

"APA ?!?!?! KURANG AJAR !!!! SUDAH SAYA DUGA !!!! DASAR ISTRI SIALAN !!!!", maki si Bapak.

"INEM !!!!", panggil si Bapak lagi dengan teriak tentunya.

"Iya Pak"

"Cepat ambil tali dan ikat tangan dan kaki mereka berdua, CEPAT !!!!"

"Aduh Pak, kalau ini saya benar-benar nggak berani Pak", jawab Inem dengan suara yang hampir menangis.

"Dasar kamu bodoh !!!! Hayo cepat laksanakan, nanti saya kasih uang 1 juta !!!!" perintah si Bapak dengan tidak sabar.

Karena diiming-imingi uang, timbul keberanian si Inem. Langsung diletakkan gagang teleponnya dan larilah dia ke dapur untuk mencari tali. Setelah didapatkan talinya dengan mengendap-endap Inem masuk ke kamar majikannya. Dengan sangat hati-hati agar tidak terbangun, pertama dia ikat tangan si Pria lalu kakinya.

Kemudian dia ikat tangan dan kaki si Ibu. Tapi sial, karena gugup tanpa sadar si Ibu terbangun. Melihat Keadaan dirinya yang di ikat, si Ibu teriak: "INEM! APA YANG KAMU LAKUKAN ?! Kamu mau merampok yah ?!"

"Maaf Bu, saya disuruh Bapak." langsung si Inem lari ke arah telpon, meninggalkan nyonya majikannya yang berteriak-teriak dengan marahnya dan si Pria yang mulai terbangun juga.

"Pak, sudah saya ikat Pak" lapor si Inem dengan ngos-ngosan.

"Bagus, sekarang ambil kamera di meja kerja saya ...."

"Meja kerja Bapak dimana ?", potong si Inem.

"Gimana sih kamu ini. Itu yang di bawah tangga."

"Tangga ????" si Inem kebingungan.

"Di rumah ini kan ngga ada tangganya, Pak. Nggak ada tingkat", timpal Inem lugu.

Hening sesaat.

"Berapa nomor telpon ini ?", tanya si Bapak.

"8902076, Pak", jawab si Inem dengan polos.

Si Bapak terdiam sejenak.

"Oh, maaf .... ternyata saya salah sambung."

Ceklik.

Lanjut Lagi ? Masuk Sini ....